Rian Punya Blog

QS 21. Al Anbiyaa’ 30. Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?

Saya pernah ngobrol dengan seorang teman mengenai impian atau ambisi yang ingin diraih di dunia ini. Dia bicara tentang pandangannya yang mulai berubah semenjak mengikuti seminar bisnis. Pemateri seminar itu adalah seorang milyuner yang cukup dikenal. Di situ dijelaskan mengenai jiwa entrepreneur, passive income. Pokoknya segala macam mengenai bagaimana menjadi seorang pengusaha sukses.

Mungkin aku pernah merasa bahwa apa yang kita jalani tak begitu istimewa Semua hanya berlalu saja Kau pernah berkata tentang sesuatu yang mungkin akan terjadi jika aku tak menutup hatiku atau aku mampu bicara sedikit saja tentang apa yang kumau

Temanilah aku dalam lelahku ketika panas matahari membakar kulitku Buatlah aku merasa berharga dan buatlah aku istimewa Tersenyumlah jika aku menceritakan mimpi-mimpiku Dan tertawalah ketika aku menceritakan sesuatu yang kuanggap lucu

Hatimu itu, sahabatku, aku tak tahu sedalam apa Sejauh mana kau artikan tentang dunia Hatimu itu, sahabatku, mungkin lebih dalam dari yang kukira Kata-kata yang keluar dari mulutmu begitu sederhana Tapi apa yang terbersit mungkin begitu kuat adanya

Malam adalah ketika letihku kukadukan pada yang akan membawanya pergi Malam adalah ketika resahku akan esok hari aku telusuri Dan pikiranku tenggelam bersama indahnya sunyi Malam tak jarang menjadi saksi Aku yang memiliki anganku sendiri

Hujan deras membawa aku pada lamunanku Pada rindu-rindu yang tak jua mampu menjawab tanyaku Tentang impian-impian yang tertiup angin Terhapus oleh derasnya, hilang entah ke mana

Ini hanya hidup, hanya hidup Begitu sederhana, jalani saja... Saat panas menyengat kulitku Membuatnya bercucuran peluh Sedang jalan pun belum separoh ditempuh Aku pun bertanya-tanya Untuk apa semua itu Kenapa sepertinya tak ada tempat berteduh Dan Teman, kau hanya berkata...

Impian yang kumiliki adalah seperti impian seorang bocah Memiliki sayap dan terbang tinggi ke angkasa Tapi saat orang di sekelilingku mengatakan itu tak mungkin Sayapku patah dan aku jatuh ke bumi

Malam telah lengang di sini Tak ada lagi deru-deru yang datang dan pergi Hanya sesekali... Apa yang terpikir olehku saat ini Mungkin sama seperti hari-hari kemarin Tentang saat yang telah lalu Tentang hari ini Dan juga tentang hari esok

Garis-garis lelah di wajahnya mungkin masih belum bisa menggambarkan Rasa yang sedang tersimpan dalam dadanya Keyakinan yang selalu ditanamkan di hatinya tetap tak jua sirna Walau hidup terus menghempas seperti lautan menghantam batu karang