Tertarik dengan sebuah buku karangan seorang konsultan perencana keuangan, Safir Senduk, yang berjudul “Siapa Bilang Jadi Karyawan Nggak Bisa Kaya?” Nih buku provokatif juga ya. Di antara begitu banyaknya buku yang beredar yang sangat menganjurkan menjadi seorang pengusaha ketimbang karyawan, buku ini menjadi semacam ‘angin penyejuk’ bagi sebagian karyawan yang selalu dihantui dengan perkataan-perkataan ‘Para Pakar Kesuksesan’ bahwa menjadi seorang karyawan akan menyebabkan kita jauh dari ‘kesuksesan’. Tentu saja kesuksesan yang dimaksud di sini tak jauh dari yang namanya ‘kekayaan’.
Sukses secara finansial. Tak ada larangan bagi kita untuk meraihnya, walau bisa dikatakan bahwa kekayaan takkan menjamin kebahagiaan kita. Kekayaan hanyalah sebuah alat. Sebuah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Tergantung pada diri kita masing-masinglah sekarang bagaimana mendapatkan dan menggunakan ‘alat’ itu. Apakah itu baik atau buruk.
Jadi bagaimana karyawan bisa menjadi kaya? Salah satu kiat yang disebutkan di sini adalah, miliki sebanyak mungkin harta produktif. Apa itu harta produktif? Di sini Safir Senduk mengajak kita untuk mengelompokkan harta-harta yang kita miliki menjadi dua bagian, yaitu harta konsumtif dan harta produktif. Harta konsumtif adalah harta yang cenderung digunakan untuk keperluan konsumsi, yang tidak memberi penghasilan bagi kita, baik itu penghasilan bulanan ataupun penghasilan berupa keuntungan bila dijual lagi. Sedangkan harta produktif itu sebaliknya, harta yang memberi penghasilan, baik itu bulanan atau berupa keuntungan apabila dijual lagi.
Saya pun sadar, harta yang saya miliki sekarang lebih banyak berupa harta konsumtif. Sedangkan harta produktif bisa dibilang amat sangat sedikit sekali. Hiks…… Kalau begini gimana caranya saya bisa jadi kaya? Ya sudahlah. Mungkin perlu buat diri saya memperhitungkan untuk memiliki harta produktif, baik itu berupa investasi, bisnis di luar pekerjaan pokok yang sekarang, harta yang bisa disewakan, ataupun barang ciptaan yang menghasilkan royalti. Biar bagaimana pun, tetap bersyukur atas apa yang telah saya peroleh sekarang. Mungkin saja suatu saat nanti ‘kesuksesan’ yang dimaksud di sini bisa saya raih. Siapa tahu? Ya nggak?
6 komentar:
lagipula untuk bahagia itu ga harus sukses dari segi materi kan.. :)
@tukang colong, betul banget sob... itulah yg saya maksud...
sukses itu berawal dari kekayaan mas, kalo kita bisa kaya secara materi kan bisa lebih baik dan mendukung kesuksesan di segi lainnya mas heheh :D
@blog pengembangan diri, ga bisa dipungkiri kalo banyak hal baik yg bisa kita lakukan dg kekayaan mas..... semua tergantung pd pemakainya.....
Harta produktif tuh misalnya apa ya? Gua rada ga ngerti nih o_0
@claude c kenni, cthnya deposito 'n tanah sob.... nilai / keuntungannya bertambah seiring berjalannya waktu....
Posting Komentar