Langsung ke konten utama

Merantau

Merantau, salah satu tradisi yang banyak melekat pada laki-laki Minangkabau, baik pada masa dahulu maupun pada era perkembangan ekonomi yang cukup pesat sekarang ini. Ya, bukannya tak ada laki-laki yang tinggal di kampung halaman, tradisi merantau sudah menjadi salah satu solusi terutama bagi para pemuda untuk sekedar mencari pengalaman atau menemukan kondisi kehidupan yang lebih layak. Karena kebiasaan itulah, dikenal adanya daerah darek (wilayah inti) dan daerah rantau.

Bahkan ada satu pantun tersendiri yang khusus ditujukan bagi pemuda Minangkabau yang berbunyi:

Karatau madang di hulu
Babuah babungo balun
Marantau Bujang dahulu
Di kampuang baguno balun

(Keratau madang di hulu
Berbuah berbunga belum
Merantau Bujang dahulu
Di kampung berguna belum)

Saya tak tahu pasti penyebab begitu melekatnya istilah merantau bagi pemuda Minang. Ada sebagian orang yang mengatakan, salah satu motivasi kuatnya keinginan seorang laki-laki untuk merantau adalah karena tak adanya hak warisan atas harta pusaka bagi anak laki-laki, sehingga kalau ingin sukses, mesti mencari penghidupan dulu di negeri orang. Mungkin juga karena sebab yang diutarakan pada pantun di atas, di kampuang paguno balun (di kampung berguna belum). Selain itu, motivasi merantau juga bisa disebabkan karena ingin menuntut ilmu.

Mungkin di antara sanak sekalian juga ada yang merasakan, bukan hanya masyarakat Minang, timbul keragu-raguan ketika hendak merantau. Ada pertanyaan yang timbul, apakah saya bisa sukses ketika nanti pergi ke negeri orang, atau malah saya bakal terkatung-katung di sana tak tentu arah tujuan? Tenang, anda tak sendiri, saya juga pernah merasakan hal yang sama ketika diajak seorang teman pergi merantau menyeberang pulau :). Yah, akhirnya paling juga saya pergi merantau ke propinsi sebelah, itu pun juga ada sanak keluarga yang tinggal tak jauh dari tempat saya kerja. Intinya, tetap ada tantangan tersendiri ketika kita pergi jauh dari keluarga.

Ketika merantau, kita pasti akan menemukan suasana yang berbeda dari tempat asal kita. Mungkin kondisi lingkungan yang berbeda, atau adat kebiasaan masyarakat yang berbeda. Kemampuan adaptasi terhadap suasana baru jadi sangat dibutuhkan. Akan lebih baik lagi, sebelum merantau, kita sudah mempelajari kondisi lingkungan dan kebiasaan masyarakat tempat tujuan kita merantau.

Memang butuh keberanian untuk mencoba hidup di negeri orang. Tapi bukan hanya keberanian yang kita butuhkan. Ada baiknya, sebelum merantau, ada modal atau kemampuan (skill) yang telah kita miliki agar nanti bisa digunakan di rantau. Modal atau kemampuan itu nantinya juga bisa diasah dan ditingkatkan ketika sudah di rantau.

Menurut anda, apalagi tips merantau yang bisa kita praktekkan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Blog Versi Mobile

Perkembangan teknologi yang sudah semakin pesat akhir-akhir ini telah semakin memanjakan para pemakainya, tak terkecuali teknologi internet. Akses internet yang dulunya sangat mahal sekarang menjadi lebih murah. Warung internet sudah menyebar ke mana-mana seperti virus. Bahkan mengakses internet sekarang dipermudah dengan adanya handphone yang menyediakan layanan akses internet secara mobile. Namun mengakses internet melalui hp memiliki kelemahan tersendiri

Sejarah dan Asal Muasal Sistem Kekerabatan Matrilineal Minangkabau

Sebagai orang minang, ada pertanyaan yang muncul di dalam diri saya. Minangkabau dikenal dg sistem kekerabatan matrilinealnya, mengambil garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu. Seperti yang kita tahu, ini menjadi keunikan tersendiri, mengingat para 'tetangganya' tidak ada yang memiliki sistem kekerabatan seperti itu. Kenapa hal itu bisa terjadi? Kenapa berbeda sekali dengan rumpun melayu lainnya di Sumatera?

Dilema Smartphone

Ada dua hal yang sering jadi pertimbangan saya ketika ingin membeli sebuah handphone, yang pertama ukuran, yang kedua daya tahan baterai. Kedua-keduanya sangat sulit disatukan ketika saya ingin membeli smartphone. Kita sama-sama tahu kalau smartphone memiliki kemampuan yang luar biasa karena fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi yang disediakan, antara lain aplikasi menonton video online, media sosial, instant messenger (whatsapp, telegram, line dll). Pada intinya aplikasi-aplikasi tersebut termasuk aplikasi yang paling sering menguras baterai. Smartphone jaman sekarang sudah banyak yang memiliki layar berukuran di atas 5 inchi. Bahkan yang paling banyak (mungkin paling laku) adalah yang berukuran di atas 6 inchi. Dulu smartphone berukuran 5 sampai 7 inchi sering diistilahkan sebagai phablet (gabungan antara phone dan tablet). Beberapa produsen smartphone dulu juga akan mengeluarkan seri smartphone berukuran phablet, tapi tak sedikit juga mengeluarkan seri smartphone di ukuran layar 5 in...