Langsung ke konten utama

Konsekuensi

Saya pernah ngobrol dengan seorang teman mengenai impian atau ambisi yang ingin diraih di dunia ini. Dia bicara tentang pandangannya yang mulai berubah semenjak mengikuti seminar bisnis. Pemateri seminar itu adalah seorang milyuner yang cukup dikenal. Di situ dijelaskan mengenai jiwa entrepreneur, passive income. Pokoknya segala macam mengenai bagaimana menjadi seorang pengusaha sukses.

Saya sendiri juga pernah mengikuti suatu seminar bisnis. Sangat menarik bagi saya. Betapa nikmatnya menjadi seorang pengusaha sukses, meraih passive income, bebas secara waktu dan secara finansial. Semua orang tentu ingin jadi seperti itu, kecuali yang benar-benar telah berniat ingin lepas dari kenikmatan duniawi.

Namun, untuk meraih itu semua, terutama bagi yang mulai merintisnya dari bawah, sangatlah tidak mudah. No pain, no gain. Begitu kata orang bule :) . Tantangan pasti datang menghadang. Saya seperti baru bangun dari mimpi yang indah ketika menyadarinya. Saya harus tahu, tak mungkin dengan sekejap mata saya memiliki aset yang banyak, punya banyak anak buah, lalu duduk ongkang-ongkang kaki menunggu hasil.

Saya tak ingin lagi bertanya pada diri saya; apakah saya ingin sukses? Yang patut saya tanyakan adalah; apakah saya bersedia bekerja keras, tekun, sabar dan penuh perhitungan untuk meraih kesuksesan? Pertanyaan kedua akan lebih sulit dijawab daripada pertanyaan pertama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Membuat Blog Versi Mobile

Perkembangan teknologi yang sudah semakin pesat akhir-akhir ini telah semakin memanjakan para pemakainya, tak terkecuali teknologi internet. Akses internet yang dulunya sangat mahal sekarang menjadi lebih murah. Warung internet sudah menyebar ke mana-mana seperti virus. Bahkan mengakses internet sekarang dipermudah dengan adanya handphone yang menyediakan layanan akses internet secara mobile. Namun mengakses internet melalui hp memiliki kelemahan tersendiri

Sejarah dan Asal Muasal Sistem Kekerabatan Matrilineal Minangkabau

Sebagai orang minang, ada pertanyaan yang muncul di dalam diri saya. Minangkabau dikenal dg sistem kekerabatan matrilinealnya, mengambil garis keturunan berdasarkan garis keturunan ibu. Seperti yang kita tahu, ini menjadi keunikan tersendiri, mengingat para 'tetangganya' tidak ada yang memiliki sistem kekerabatan seperti itu. Kenapa hal itu bisa terjadi? Kenapa berbeda sekali dengan rumpun melayu lainnya di Sumatera?

Dilema Smartphone

Ada dua hal yang sering jadi pertimbangan saya ketika ingin membeli sebuah handphone, yang pertama ukuran, yang kedua daya tahan baterai. Kedua-keduanya sangat sulit disatukan ketika saya ingin membeli smartphone. Kita sama-sama tahu kalau smartphone memiliki kemampuan yang luar biasa karena fitur-fitur dan aplikasi-aplikasi yang disediakan, antara lain aplikasi menonton video online, media sosial, instant messenger (whatsapp, telegram, line dll). Pada intinya aplikasi-aplikasi tersebut termasuk aplikasi yang paling sering menguras baterai. Smartphone jaman sekarang sudah banyak yang memiliki layar berukuran di atas 5 inchi. Bahkan yang paling banyak (mungkin paling laku) adalah yang berukuran di atas 6 inchi. Dulu smartphone berukuran 5 sampai 7 inchi sering diistilahkan sebagai phablet (gabungan antara phone dan tablet). Beberapa produsen smartphone dulu juga akan mengeluarkan seri smartphone berukuran phablet, tapi tak sedikit juga mengeluarkan seri smartphone di ukuran layar 5 in...